23 agustus 2011
Belajar dari film upin ipin pagi ini..
Menikmati kebebasan bercita cita pada anak-anak...bijaknya seorang Cikgu Yasmin guru upin-ipin ketika menanggapi cita-cita muridnya..Para murid disuruh membuat gambar ingin menjadi apa kelak besar nanti, dan mereka harus presentasi di depan kelas menceritakan cita citanya...
Si Jarjit ingin menjadi wartawan, mei mei mau menjadi guru, upin ingin menjadi angkasawan...cikgu yasmin antusias men-support stiap presentasi upin dan kawan kawannya...
bahkan ketika fizi ingin jadi seorang tukang sampah,justru didukung dengan bangga bukan di tertawakan..karna seorang tukang sampah sangat berguna keberadaannya, andaikan tidak ada tukang angkut sampah, tentulah sampah dan penyakit dimana mana...
sungguh kagum andai guru guru dan kita para orang tua menghargai impian anak anak kita...tapi kenyataannya sungguh berbeda dgn anak-anak indonesia, sejak kecil kita dikondisikan di ‘seragamkan’ bahwa yang namanya orang sukses atau pintar itu adalah Dokter atau insinyur aja.
Sehinggga jangan heran stiap kali kita bertanya ke anak kecil maka jawabannya menjadi pegawai, akan sangat jarang kita temui anak kecil bercita cita menjadi pengusaha sukses atau pebisnis. Karna memang jiwa enterpreuneur tidak ditanamkan sejak dini, sehingga mental anak anak setelah besar adalah menjadi seorang pegawai.
Jiwa entrepreneur sbaiknya mulai kita tanamkan sejak dini dikeluarga kecil kita. Mulai dari konsep cita cita , sederhana memang, tapi bisa merubah mind set anak sejak kecil. Mengkondisikan bahwa tangan di atas lebih mulia, bahwa menjadi pebisnis/pengusaha juga pilihan, sebagaimana bangganya kita dgn Rasulullah muhammad yang di usia belianya sdh menjadi pengusaha sukses, juga Ummul mukminin Khadijah yang mandiri finansial dengan berdagang.
Biarkan anak-anak kita ber-explorasi dengan impian cita-citanya, tidak perlu melotot ketika anak kita berkata ingin menjadi pemadam kebakaran, atau ingin menjadi ibu rumah tangga kayak bunda, atau ingin menjadi pembalap, dll...
Anakku, menjadi apapun engkau kelak, jadilah yang terbaik, berhati Qur’ani , menjadi kebanggan ummat, aamiin
Monday, August 22, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Monday, August 22, 2011
Berani Ber CITA-CITA
23 agustus 2011
Belajar dari film upin ipin pagi ini..
Menikmati kebebasan bercita cita pada anak-anak...bijaknya seorang Cikgu Yasmin guru upin-ipin ketika menanggapi cita-cita muridnya..Para murid disuruh membuat gambar ingin menjadi apa kelak besar nanti, dan mereka harus presentasi di depan kelas menceritakan cita citanya...
Si Jarjit ingin menjadi wartawan, mei mei mau menjadi guru, upin ingin menjadi angkasawan...cikgu yasmin antusias men-support stiap presentasi upin dan kawan kawannya...
bahkan ketika fizi ingin jadi seorang tukang sampah,justru didukung dengan bangga bukan di tertawakan..karna seorang tukang sampah sangat berguna keberadaannya, andaikan tidak ada tukang angkut sampah, tentulah sampah dan penyakit dimana mana...
sungguh kagum andai guru guru dan kita para orang tua menghargai impian anak anak kita...tapi kenyataannya sungguh berbeda dgn anak-anak indonesia, sejak kecil kita dikondisikan di ‘seragamkan’ bahwa yang namanya orang sukses atau pintar itu adalah Dokter atau insinyur aja.
Sehinggga jangan heran stiap kali kita bertanya ke anak kecil maka jawabannya menjadi pegawai, akan sangat jarang kita temui anak kecil bercita cita menjadi pengusaha sukses atau pebisnis. Karna memang jiwa enterpreuneur tidak ditanamkan sejak dini, sehingga mental anak anak setelah besar adalah menjadi seorang pegawai.
Jiwa entrepreneur sbaiknya mulai kita tanamkan sejak dini dikeluarga kecil kita. Mulai dari konsep cita cita , sederhana memang, tapi bisa merubah mind set anak sejak kecil. Mengkondisikan bahwa tangan di atas lebih mulia, bahwa menjadi pebisnis/pengusaha juga pilihan, sebagaimana bangganya kita dgn Rasulullah muhammad yang di usia belianya sdh menjadi pengusaha sukses, juga Ummul mukminin Khadijah yang mandiri finansial dengan berdagang.
Biarkan anak-anak kita ber-explorasi dengan impian cita-citanya, tidak perlu melotot ketika anak kita berkata ingin menjadi pemadam kebakaran, atau ingin menjadi ibu rumah tangga kayak bunda, atau ingin menjadi pembalap, dll...
Anakku, menjadi apapun engkau kelak, jadilah yang terbaik, berhati Qur’ani , menjadi kebanggan ummat, aamiin
Belajar dari film upin ipin pagi ini..
Menikmati kebebasan bercita cita pada anak-anak...bijaknya seorang Cikgu Yasmin guru upin-ipin ketika menanggapi cita-cita muridnya..Para murid disuruh membuat gambar ingin menjadi apa kelak besar nanti, dan mereka harus presentasi di depan kelas menceritakan cita citanya...
Si Jarjit ingin menjadi wartawan, mei mei mau menjadi guru, upin ingin menjadi angkasawan...cikgu yasmin antusias men-support stiap presentasi upin dan kawan kawannya...
bahkan ketika fizi ingin jadi seorang tukang sampah,justru didukung dengan bangga bukan di tertawakan..karna seorang tukang sampah sangat berguna keberadaannya, andaikan tidak ada tukang angkut sampah, tentulah sampah dan penyakit dimana mana...
sungguh kagum andai guru guru dan kita para orang tua menghargai impian anak anak kita...tapi kenyataannya sungguh berbeda dgn anak-anak indonesia, sejak kecil kita dikondisikan di ‘seragamkan’ bahwa yang namanya orang sukses atau pintar itu adalah Dokter atau insinyur aja.
Sehinggga jangan heran stiap kali kita bertanya ke anak kecil maka jawabannya menjadi pegawai, akan sangat jarang kita temui anak kecil bercita cita menjadi pengusaha sukses atau pebisnis. Karna memang jiwa enterpreuneur tidak ditanamkan sejak dini, sehingga mental anak anak setelah besar adalah menjadi seorang pegawai.
Jiwa entrepreneur sbaiknya mulai kita tanamkan sejak dini dikeluarga kecil kita. Mulai dari konsep cita cita , sederhana memang, tapi bisa merubah mind set anak sejak kecil. Mengkondisikan bahwa tangan di atas lebih mulia, bahwa menjadi pebisnis/pengusaha juga pilihan, sebagaimana bangganya kita dgn Rasulullah muhammad yang di usia belianya sdh menjadi pengusaha sukses, juga Ummul mukminin Khadijah yang mandiri finansial dengan berdagang.
Biarkan anak-anak kita ber-explorasi dengan impian cita-citanya, tidak perlu melotot ketika anak kita berkata ingin menjadi pemadam kebakaran, atau ingin menjadi ibu rumah tangga kayak bunda, atau ingin menjadi pembalap, dll...
Anakku, menjadi apapun engkau kelak, jadilah yang terbaik, berhati Qur’ani , menjadi kebanggan ummat, aamiin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment